Senin, 10 Juli 2017

Kehilangan (Lagi)

Kehilangan sudah seperti sahabat saja bagiku. Tidak ada yang tahu bagaimana menghadapi kehilangan demi kehilangan (lagi). Semua seperti sudah terlalu menjadi sebuah kebiasaan. Telah begitu lelah bersedih. Sementara segalanya kuserahkan pada keadaan.

Kehilangan seorang sahabat dan kekasih sekaligus adalah kehilangan yang luar biasa. Mungkin sebab aku terlalu banyak kesalahan pada Tuhan, sehingga Tuhan mengambil mereka untuk pergi dari hidupku. Selain mama, aku tidak tahu lagi kepada siapa aku harus mengutarakannya.

Kekasihku yang baik hati memilih untuk tidak bertahan sebab kami adalah ketidakmungkinan yang nyata. Dia akan menikah dan bahagia hidup dengan wanita lain di sisinya, bukan aku. Membayangkannya saja selalu terasa berat. Tapi aku telah merelakannya, jauh sebelum dia memutuskan untuk benar-benar pergi. Dia adalah kekasih yang baik, aku beruntung pernah mengenalnya.

Dalam waktu yang bersamaan, sahabatku juga memilih pergi dan seolah tak mengenaliku lagi. Entah, mungkin terlalu banyak kekecewaan yang aku lakukan sehingga dia memilih untuk kembali pada keadaan tidak mengenalku sama sekali. Dan ini yang paling menyedihkan. Dia adalah seseorang yang selalu memegangku ketika aku terjatuh dan seolah lumpuh. Dia yang tidak pernah berpamrih untuk bersahabat denganku. Dia adalah seseorang yang begitu tulus. Bersamanya aku seperti menemukan kehidupan yang lain yang tak pernah ingin kubagi dengan siapapun. Tapi kini dia telah pergi jauh dan semakin jauh. Rasanya ingin menangis saja.

Untuk kekasihku yang baik hati, semoga pada perjalanan cintamu yang hakiki kamu jauh lebih bahagia dari banyak rencana yang pernah kita bangun bersama.

Untuk Akak, sahabatku yang baik, bahagia selalu ya di manapun berada. Aku selalu bersama Akak dalam do'a dari jarak terjauh.


Salam,
Nuzulia