Aku mencintaimu dan aku selalu suka berkata bahwa aku mencintaimu. Sebab kutahu bahwa pernyataan cintaku tak akan pernah cukup untuk mengungkapkan seluruh perasaan dan isi hatiku. Aku mencintaimu dalam lelah, aku mencintaimu di tengah rasa cemburu. Mereka bilang, aku sedang menyiksa diriku sendiri. Baik, itu cukup. Adalah ketidakberdayaanku melukai perasaanmu. Walau aku harus terbakar oleh cintaku sendiri.
Mencintaimu karena-Nya. Aku selalu merasa tenang saat bersamamu, seolah Dia ada bersamaku. Kau adalah doa, serupa saat kumeminta pada-Nya. Dia adalah Tuhan dan kau adalah makhluk Tuhan alasan kumencintai. Semua terdengar begitu bodoh dan naif. Tapi itu kenyataannya.
Aku mencintaimu meskipun sebagai seorang perempuan yang kalah. Membiarkan siapapun masuk ke kehidupanmu dan mungkin menertawakan cintaku. Tapi ini cinta, sekeras apapun cinta tetaplah cinta yang akan selalu ada dan tak akan hilang begitu saja. Mungkin cinta adalah buta, tapi kebutaan yang paling tulus. Cinta adalah ilusi yang sewaktu-waktu bisa jadi realita bisa juga tidak.
Mungkin kau atau mereka akan mencoba menghentikan cinta. Tapi tidak dengan Tuhan, tidak pula dengan cinta. Aku mampu mencintaimu sendirian saja. Walau dianggap sebuah kegilaan, hingga kumerasa cukup, hingga aku lelah, hingga aku ingin berhenti. Aku mencintaimu dan tak ada yang mampu mengambil cinta itu dari dalam diriku.
Aku telah membakar diriku dengan cinta, membiarkannya menghanguskanku. Aku telah melepaskan ego, membiarkannya menjadi seluruhku, meleburnya dengan cinta dan menjadi cinta. Cinta adalah gila yang akan membuatku terus menjadi gila atau kebodohan yang terus menjadikanku bodoh. Tapi cinta adalah hakikat tertinggi.
Aku mencintaimu, lebih dari semua yang kau dengar tentang perasaanku. Entah seperti apa aku harus melukiskannya. Tapi cinta adalah belenggu yang tidak akan kubiarkan diriku bebas darinya.
Nuzulia, 2018
#PerempuanMilikTuhan