Senin, 23 April 2018

Cinta Untukmu Karena-Nya

Aku mencintaimu dan aku selalu suka berkata bahwa aku mencintaimu. Sebab kutahu bahwa pernyataan cintaku tak akan pernah cukup untuk mengungkapkan seluruh perasaan dan isi hatiku. Aku mencintaimu dalam lelah, aku mencintaimu di tengah rasa cemburu. Mereka bilang, aku sedang menyiksa diriku sendiri. Baik, itu cukup. Adalah ketidakberdayaanku melukai perasaanmu. Walau aku harus terbakar oleh cintaku sendiri.

Mencintaimu karena-Nya. Aku selalu merasa tenang saat bersamamu, seolah Dia ada bersamaku. Kau adalah doa, serupa saat kumeminta pada-Nya. Dia adalah Tuhan dan kau adalah makhluk Tuhan alasan kumencintai. Semua terdengar begitu bodoh dan naif. Tapi itu kenyataannya. 

Aku mencintaimu meskipun sebagai seorang perempuan yang kalah. Membiarkan siapapun masuk ke kehidupanmu dan mungkin menertawakan cintaku. Tapi ini cinta, sekeras apapun cinta tetaplah cinta yang akan selalu ada dan tak akan hilang begitu saja. Mungkin cinta adalah buta, tapi kebutaan yang paling tulus. Cinta adalah ilusi yang sewaktu-waktu bisa jadi realita bisa juga tidak.

Mungkin kau atau mereka akan mencoba menghentikan cinta. Tapi tidak dengan Tuhan, tidak pula dengan cinta. Aku mampu mencintaimu sendirian saja. Walau dianggap sebuah kegilaan, hingga kumerasa cukup, hingga aku lelah, hingga aku ingin berhenti. Aku mencintaimu dan tak ada yang mampu mengambil cinta itu dari dalam diriku.

Aku telah membakar diriku dengan cinta, membiarkannya menghanguskanku. Aku telah melepaskan ego, membiarkannya menjadi seluruhku, meleburnya dengan cinta dan menjadi cinta. Cinta adalah gila yang akan membuatku terus menjadi gila atau kebodohan yang terus menjadikanku bodoh. Tapi cinta adalah hakikat tertinggi. 

Aku mencintaimu, lebih dari semua yang kau dengar tentang perasaanku. Entah seperti apa aku harus melukiskannya. Tapi cinta adalah belenggu yang tidak akan kubiarkan diriku bebas darinya.


Nuzulia, 2018

#PerempuanMilikTuhan

Jumat, 19 Januari 2018

KETIKA AKU PERGI

Ketika aku pergi meninggalkan ketidakpastian. Aku hanya ingin hidup selayaknya banyak perempuan, mencintai dan dicintai. Betapa bahagianya tatkala menjadi wanita yang utuh dan diakui. Sementara aku adalah rahasia. Aku harus melangkah. Merelakan yang mungkin memang seharusnya pergi. Jika dia memang untukku, dia pasti akan kembali dengan cara yang menakjubkan dari Tuhan. Bukan paksaan dariku.

Waktu kini menjawab semua keyakinanku. Merelakannya untuk bahagia, dan aku pun harus bahagia dengan cara berbeda. Mencintainya dari kejauhan tanpa berkabar. Mungkin itu memang lebih baik. Jodoh itu mutlak rahasia Tuhan. Aku dan dia sebagai hamba bisa apa selain usaha, do'a, dan pasrah.

Cinta akan bersatu dengan takdirnya. Bagaimanapun jalannya, aku terima. Lagi pula takdir akan selalu memberikan yang terbaik. Tidak akan menjerumuskan pada hal-hal yang lebih gila dari pernyataan cinta.

Aku harus merahasiakan perasaanku yang semakin dalam terhadap dia. Biar waktu menjadi jawaban. Aku hanya ingin kami bersatu dengan cara yang mulia. Bukan cara yang bodoh dengan memaksakan kehendak atau mengumumkan bahwa kami adalah sepasang kekasih yang tidak direstui.

Aku pergi meninggalkan jejak cinta di dirinya. Jika kelak takdir berpihak pada kami, maka bahagianya hakiki. Sementara aku biarkan dia bebas memilih waktunya sendiri, tanpa aku. Kini aku tidak perlu lagi merasa menjadi perempuan rahasia, sebab aku telah melepaskan diri juga dia. Biar takdir bekerja atas kami, atas cinta kami.

Perjuangan kami sampai sini. Semua kami serahkan pada keadaan. 


Nuzulia, 2018