Ketika aku pergi meninggalkan ketidakpastian. Aku hanya ingin hidup selayaknya banyak perempuan, mencintai dan dicintai. Betapa bahagianya tatkala menjadi wanita yang utuh dan diakui. Sementara aku adalah rahasia. Aku harus melangkah. Merelakan yang mungkin memang seharusnya pergi. Jika dia memang untukku, dia pasti akan kembali dengan cara yang menakjubkan dari Tuhan. Bukan paksaan dariku.
Waktu kini menjawab semua keyakinanku. Merelakannya untuk bahagia, dan aku pun harus bahagia dengan cara berbeda. Mencintainya dari kejauhan tanpa berkabar. Mungkin itu memang lebih baik. Jodoh itu mutlak rahasia Tuhan. Aku dan dia sebagai hamba bisa apa selain usaha, do'a, dan pasrah.
Cinta akan bersatu dengan takdirnya. Bagaimanapun jalannya, aku terima. Lagi pula takdir akan selalu memberikan yang terbaik. Tidak akan menjerumuskan pada hal-hal yang lebih gila dari pernyataan cinta.
Aku harus merahasiakan perasaanku yang semakin dalam terhadap dia. Biar waktu menjadi jawaban. Aku hanya ingin kami bersatu dengan cara yang mulia. Bukan cara yang bodoh dengan memaksakan kehendak atau mengumumkan bahwa kami adalah sepasang kekasih yang tidak direstui.
Aku pergi meninggalkan jejak cinta di dirinya. Jika kelak takdir berpihak pada kami, maka bahagianya hakiki. Sementara aku biarkan dia bebas memilih waktunya sendiri, tanpa aku. Kini aku tidak perlu lagi merasa menjadi perempuan rahasia, sebab aku telah melepaskan diri juga dia. Biar takdir bekerja atas kami, atas cinta kami.
Perjuangan kami sampai sini. Semua kami serahkan pada keadaan.
Nuzulia, 2018
Tidak ada komentar:
Posting Komentar