Menjadi seorang guru itu kelihatannya mudah, hanya tidak pernah semudah yang dibayangkan. Bukan soal perangkat administrasi yang dibuat, lebih dari itu tanggung jawab atas akhiratlah yang lebih besar dari segala administrasi tersebut.
Saya mengajar di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan tempat mengaji di rumah. Anak-anak memiliki karakter berbeda dan tidak bisa diperlakukan sama satu persatu. Ada yang penurut, ada pula yang lebih suka melakukan sesuatu sesuai kehendak hatinya. Mereka memiliki keistimewaan masing-masing.
Akhlak adalah yang utama. Siapapun pasti tidak ingin anak-anak yang dididiknya menjadi hancur akhlaknya. Sekuat tenaga kami para pendidik menanamkan nilai-nilai kebaikan di dalamnya. Nilai ketuhanan yang utama. Apapun hasilnya kelak, mereka akan menjalankannya atau mengabaikan kami. Tapi ini bagian dari perjuangan.
Pendidikan bukan hanya bagian dari pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan, atau Bahasa dan lainnya. Tapi pendidikan adalah nilai-nilai yang diberikan seputar kehidupan dan tatanan akhlak. Dan anak-anak hanya mengerti tentang mengimitasi, mengikuti, mendengarkan, atau bahkan tidak peduli atas apa yang diberikan kepada mereka. Tapi ini semua tantangan yang harus kami hadapi.
Memiliki anak yang banyak bicara, mengikuti segala yang dilihatnya baik itu positif atau negatif, anak yang suka berkelahi, atau keras dalam menerima banyak nasehat, dan masih banyak karakter anak yang tidak bisa diduga. Sementara menjadi seorang guru tidak pernah semudah katanya. Dan saya bersyukur ditakdirkan menjadi seorang guru, sebab saya bisa memberikan kasih sayang dan menanamkannya kepada seluruh anak-anak saya.
Salam,
Siti Nuzulia Regar