Selasa, 28 Februari 2017

Menjadi Seorang Guru


Menjadi seorang guru itu kelihatannya mudah, hanya tidak pernah semudah yang dibayangkan. Bukan soal perangkat administrasi yang dibuat, lebih dari itu tanggung jawab atas akhiratlah yang lebih besar dari segala administrasi tersebut.

Saya mengajar di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan tempat mengaji di rumah. Anak-anak memiliki karakter berbeda dan tidak bisa diperlakukan sama satu persatu. Ada yang penurut, ada pula yang lebih suka melakukan sesuatu sesuai kehendak hatinya. Mereka memiliki keistimewaan masing-masing. 

Akhlak adalah yang utama. Siapapun pasti tidak ingin anak-anak yang dididiknya menjadi hancur akhlaknya. Sekuat tenaga kami para pendidik menanamkan nilai-nilai kebaikan di dalamnya. Nilai ketuhanan yang utama. Apapun hasilnya kelak, mereka akan menjalankannya atau mengabaikan kami. Tapi ini bagian dari perjuangan.

Pendidikan bukan hanya bagian dari pelajaran Matematika, Ilmu Pengetahuan, atau Bahasa dan lainnya. Tapi pendidikan adalah nilai-nilai yang diberikan seputar kehidupan dan tatanan akhlak. Dan anak-anak hanya mengerti tentang mengimitasi, mengikuti, mendengarkan, atau bahkan tidak peduli atas apa yang diberikan kepada mereka. Tapi ini semua tantangan yang harus kami hadapi.

Memiliki anak yang banyak bicara, mengikuti segala yang dilihatnya baik itu positif atau negatif, anak yang suka berkelahi, atau keras dalam menerima banyak nasehat, dan masih banyak karakter anak yang tidak bisa diduga. Sementara menjadi seorang guru tidak pernah semudah katanya. Dan saya bersyukur ditakdirkan menjadi seorang guru, sebab saya bisa memberikan kasih sayang dan menanamkannya kepada seluruh anak-anak saya.



Salam, 
Siti Nuzulia Regar

Selasa, 21 Februari 2017

Kehilangan (Lagi)

Kehilangan memang tidak pernah menyenangkan. Peristiwa paling menyedihkan selepas pertemuan. Ya Allah, mengeluh tidak boleh tapi sedih juga rasanya. Kehilangan seorang sahabat yang menemani perjalanan hijrah itu menyedihkan. Ternyata lebih menyedihkan dari kehilangan seorang kekasih. Aku menyayanginya karena Allah, sebab itu ketika dia pergi rasa hati ada yang kosong.

Dia adalah seorang yang menemani penghijrahanku. Seseorang yang tidak pernah berhenti mendo'akan dan menyemangatiku di perjalanan, ketika hampir semua orang menolak langkahku. Dia di Malaysia. Tak ada kehilangan yang menyedihkan setelah kewafatan orang tercinta, selain kehilangannya. Sahabat yanng Allah kirimkan untukku kala itu. Aku mencintainya, sahabatku yang baik, karena Allah. Dia sahabat yang luar biasa sabar menghadapi seluruh ceritaku, sikapku yang kadang menyebalkan. Aku telah kehilangannya entah sebab apa. Belakangan dia berubah. Aku merindukan dia yang kukenali, sekalipun kami tidak pernah bertemu. Tapi aku takut mengatakannya. Rasanya sangat tidak pantas. Dia terlalu terhormat bagiku. Lagipula aku paham, suatu ketika kami akan saling membatasi. Karena Allah. Perkenalan karena-Nya,, perpisahan pun begitu. 

Sahabat yang selalu meyakinkanku untuk terus mencari cinta Allah, berjalan lurus dalam penghijrahan. Saat itu dia tidak pernah alpa menjadi pendengarku dan menasehatiku saat aku lalai.

Kak, dimanapun Kakak, jangan lupakan Lia. Kakak jaga kesehatan ya. Jaga diri baik-baik. Berkah selalu untukmu Kak. Semoga Allah bisa mempertemukan kita kelak, sekalipun Lia hanya bisa lihat Kakak di kejauhan. 

Untuk Kak H.G. yang baik hati. Dari Lia

Indonesia-Malaysia.

Selasa, 07 Februari 2017

Perempuan Terhormat

"Lelaki terhormat adalah lelaki yang menjaga kehormatan perempuan." (Edwar Maulana)
"Perempuan terhormat adalah perempuan yang mampu menjaga kehormatannya dan orang-orang yang dicintainya." (Siti Nuzulia Regar)

Kali ini saya akan menulis tentang perempuan terhormat dan kehormatan-kehormatannya. Saya tidak membicarakan diri saya sendiri atau siapapun, saya hanya ingin membagi banyak perasaan tentang kehormatan. Kehormatan seorang perempuan dalam arti luas, bukan hanya tentang hal-hal yang dianggap tabu.

Di belahan dunia manapun, tentu saja perempuan yang mampu menjaga kehormatannya akan dengan sendirinya diangkat kemuliaannya oleh Allah Ta'ala. Mulai dari bersikap, bertutur kata, cara menghadapi orang lain, dan masih banyak lagi. Kemuliaan perempuan akan naik tatkala perempuan itu menjaga dirinya sendiri. 

Saya takjub melihat banyak perempuan di luar sana yang mampu menjaga kehormatan dan hakikat dirinya sebagai seorang perempuan. Guru saya pernah berkata bahwa perempuan itu dilahirkannya ke dunia pun sudah fitnah. Tinggal memilih, mau jadi sebesar-besar fitnah atau sebaik-baik perhiasan. 

Saya mengagumi banyak sosok perempuan di dunia ini. Yang pertama tentu saja ibu saya tercinta. Selebihnya tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Saya melihat mereka dari sudut pandang yang tidak pernah dimiliki orang lain. Dalam diri perempuan yang sederhana dan banyak diam tentunya. Saya ingin menjadi seperti mereka. Tapi saya tidak bisa.

Kebahagiaan terbesar bagi seorang perempuan adalah ketika tangannya mampu menggenggam cinta Allah dengan penuh. Maka, dengan langkah pelan saya ingin menuju-Nya, menggenggam cinta-Nya.


Nuzulia, 2017