Rabu, 06 November 2013

Allah SWT Menyadarkanku Lewat Berbagai Cara

Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah mencurah limpahkan rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Shalawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang tiada hentinya memberikan syafa'at kepada umat muslim sepanjang zaman.

Saya bingung mulai pembahasan ini dari mana. Saya hanya seorang anak gadis yang terlahir dari keluarga biasa, sederhana, dan awam. Ya, awam sekali. Saya dibesarkan dengan tegas, bahkan keras. Saya lahir dan besar di keluarga yang beragama Islam. Namun belum kaffah. Saya belum banyak mengenal Islam saat itu. Yang saya pahami, saya adalah orang Islam. Hanya itu.

Singkat cerita, saya pindah tempat tinggal ke sebuah kota bernama Cikarang. Entah karena apa, saya dan keluarga pindah ke kota ini. Saya tidak mengerti bahkan sempat menyesal. Pendidikan lanjutan saya jalani di kota ini. Selama menempuh pendidikan, saya biasa saja. Dulu, saya sering lepas pakai kerudung. Saat SMA, saya ikut salah satu organisasi keagamaan di sekolah. Ketika itu, ada salah satu kegiatan organisasi yang dinamakan Ta'lim. Saya tidak paham, saat saya menjalani sungguh saya tak merasa nyaman. Alhasil, saya kabur-kaburan saat itu. Saya bukan salah satu anggota aktif di dalamnya. Saya justru jauh lebih tertarik ke organisasi Intra di sekolah saya. Saya mulai tertarik menjadi anggota aktif di organisasi keagamaan itu, semenjak saya di rekrut menjadi salah satu personil di tim marawis SMA. Tapi, tetap saja saya masih menjadi anak gadis yang biasa-biasa saja. Belum sepenuhnya paham dengan urusan agama. Yang saya mulai mengerti satu hal, menutup aurat itu wajib. Walau dulu hal itu terkadang masih saja saya langgar. Saya masih aktif dalam kegiatan di luar organisasi tersebut, bahkan sangat aktif. Saya senang sekali berargumen, dan saya memang besar menjadi anak yang keras.

Tahun 2012, tepat di bulan Mei saya dinyatakan Lulus dari SMA tersebut. Saya ikut tes masuk perguruan tinggi negeri, namun apa daya tak pernah lulus. Saya terus dan terus mencoba. Sampai pada akhirnya, saya berada di titik menyerah. Lantas saya memutuskan untuk bekerja di salah satu toko roti. Ya, sebuah toko roti menjadi penjaga toko. Selang sebulan setengah saya menjalani profesi itu, saya jenuh dan memutuskan untuk resign. Menjadi pengangguran selama satu setengah bulan, akhirnya saya mendapat pekerjaan di salah satu instansi pendidikan.

Di sini, kisah saya dimulai. Siapa yang tidak senang, suasana tempat kerja yang nyaman, dengan rekan yang sangat bersahabat bahkan seperti saudara. Beda rasanya. Di sini, saya menghadapi banyak orang, dengan berbagai karakter. Dan saya mulai mengenal seseorang yang membuat saya tersadar akan satu hal. Ya, bahwa wanita itu memang memiliki kedudukan yang terhormat. Ketika itu, usia saya masih 18 tahun.

Tahun 2013, di bulan Januari, di suatu malam. Ketika itu, saya ada keperluan dengannya, dan akhirnya dia berkata, "..... Maaf, sebenarnya saya keberatan. Tidak baik seorang akhwat berpergian tanpa seorang mahram......" mendengar kalimat itu, jujur saya sangat kaget. Hati saya lantas berdegup kencang, pikiran saya sudah tak tentu lagi, tidak ada rasa tersinggung, justru takjub dengan kata-katanya. Saya sangat merasa terhormat. sebagai seorang akhwat, bukan hanya perempuan biasa. Dan saya memutuskan satu keputusan besar dalam hidup saya, yang lantas membuat orang-orang sekitar saya kaget. Berjilbab. Memang saya masih belum paham betul ilmunya, namun itu yang saya putuskan. Pelan-pelan saya mencari tahu. Sulit. Tapi, saya belajar saja. Terlebih saya bukan seorang pendiam. Butuh waktu bagi saya untuk merubah diri.

Perlahan, saya mulai mencari apa itu Islam secara kaffah. Mulai searching internet, bertanya kepada yang lebih paham, dan masih banyak lagi. Alhamdulillah, Allah lantas memudahkan jalan saya. Saya mulai menjalani Ta'lim dan Liqo. Entah, seperti jiwa saya kembali hidup setelah saya mencoba menghidupkan kebutuhan ruh saya. Allah, cinta yang luar biasa. Masya Allah.

Tidak mudah menjalankan ini. Banyak hal yang bertentangan dengan apa yang saya jalani saat ini. Tapi ini jalan hidup pilihan saya. Saya meminta kepada Allah, selalu saja permintaan saya dikabulkan. Ketika saya salah, saya selalu ditegur dengan berbagai cara. Mulai dari yang halus, sampai yang agak keras. Ya, sangat sangat terasa. Alhamdulillah.

Mulai dari seorang adik, kakak, bahkan orang yang tidak saya kenal. Allah menegur saya, saat mulai melenceng dari apa yang seharusnya.

Sekian cerita dari saya, semoga ini senantiasa menjadi salah satu alarm, bahwa Cinta Allah itu ada dimanapun, dan untuk hambaNya selalu.

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar