Senin, 24 Oktober 2016

Bukan Hanya Mencintai Dia, Tapi Juga Keluarganya

Penolakan memang bukan hal yang menyenangkan. Bahkan mungkin bisa berujung sakit hati, benci, atau bahkan dendam. Tapi tidak denganku. Penolakan yang aku alami justru membuatku semakin mencintai lelaki itu, bahkan keluarganya. Entah bagaimana bisa Tuhan membuat hatiku begitu bahagianya ketika senantiasa melihat kebahagiaan mereka di kejauhan.

Belum lama ini adik perempuan lelaki yang aku cintai itu mengukuhkan selesainya jenjang pendidikan S2-nya. Dia posting foto-foto kebahagiaan mereka. Aku tersenyum. Ada kebahagiaan yang tidak bisa aku jelaskan di sana. Kadang di benakku terbersit, "Seandainya ada aku di tengah-tengah mereka." Ah, tapi itu tidak mungkin. Melihat kebahagiaan mereka saja sudah sangat cukup bagiku. Aku tidak begitu mengenal mereka, tapi ada kedekatan antara hatiku dengan mereka.

Ibu, ibu dari lelakiku. Aku melihat bagaimana matanya yang teguh dan menyimpan resah, tapi masih saja terlihat begitu teduh. Ketika ibu tersenyum, ada kebahagiaan yang tak ingin banyak aku ceritakan. Sebab ketika aku bertemu dengannya, aku hanya melihat gelisah. Dan sungguh aku merasa bersalah.

Mereka adalah keluarga yang baik. Aku tidak ingin sebab sifat egoku, justru menjadi peyebab kesedihan mereka. Aku hanya ingin melihat mereka bahagia, sekalipun aku tidak berada di tengah mereka. Aku sendiri tidak mengerti bagaimana aku mencintai lelaki itu dan keluarganya, tapi sungguh aku mencintai mereka lebih dari yang mereka pahami tentang perasaanku.


Salam sayang,

S.N.R

Untuk 
A.S.R. dan keluarga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar